-->

Kunjungan Mayjend Muchammad Hasan ke Sekolah Air Hujan Banyu Bening di Sleman



SLEMAN - FBINEWS 

Kunjungan Asisten Teritorial (Aster) Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Mayor Jenderal (Mayjend) Muchammad Hasan ke Sekolah Air Hujan Banyu Bening, Guna Mendukung dan ingin mengetahui cara prosesnya Air Hujan kemudian menjadi Air yang layak untuk di minum atau dikonsumsi.

Mayjend Muchammad Hasan bersama rombongan staf didampingi Danramil, Babinsa, Polsek, Lurah, berkunjung ke Sekolah Air Hujan Banyu Bening di Dukuh Tempursari, Sardonoharjo, Kec. Ngaglik, Kabupaten Sleman, DIY. Rabu (14/6/23)



Kepala Sekolah Air Hujan Banyu Bening Basarudin dalam sambutannya mengatakan tentunya bersama ini menjadi satu kunci kehidupan sebagaimana yang terhormat Profesor Samsul yang selalu menyampaikan dalam tausiahnya atau wanti-wantinya. 

"Karena beliau adalah sebagai orang tua kami saat mulai terbentuknya sampai pada perjalanan. Komunitas banyu bening ini lahir di tahun 2012 jadi dalam proses yang panjang tentunya,"paparnya

Menurut nya banyak hal satu diantara yang kita hadapi, tapi ada satu keyakinan yang kita ambil dari nilai-nilai spiritual keagamaan maupun secara ilmiah ini yang menjadi dua hal yang menjadi dasar pergerakan dari Banyu Bening.

"Dalam konteks pergerakan ini kita tidak mengambil sesuatu hal yang mungkin di luar jangkauan kita, pergerakan kita bersama teman-teman berdasarkan Al'quran dan kajian demi kajian secara ilmiah kita juga melibatkan para pakar-pakar," ujarnya

Sementara itu pengelola Air Hujan Banyu Bening Sri Wahyuningsih S.ag menjelaskan Apa yang menjadi ganjalan kami saat ini sebetulnya bersama-sama sudah merasakan kondisi alam, yaitu kita sudah memasuki di fase krisis air Jadi bukan di depan mata lagi.

"Yang terpenting adalah sekarang bagaimana kita menyiapkan masyarakat kita untuk kemudian sadar kondisi kita saat ini seperti apa kemudian belajar, segera adaptasi dan melakukan apa yang harus bisa dilakukan," ujarnya

Harapan kami bagaimana TNI yang sampai di titik paling bawah ada Babinsa ini bisa dipersiapkan untuk mengedukasi, menyiapkan masyarakatnya siap dalam kondisi saat ini.

"Masyarakat itu harus tahu kondisi saat ini seperti apa dan apa yang harus dilakukan, ini sekilas tentang kami, prinsip kami sederhana dan tidak mudah bukan berarti tidak mungkin," imbuhnya

Kita pingin sambungnya bahwa agar sebarannya media menjadi lebih luas, maka kemudian kami bentuk pembelajaran ini dengan sekolah air hujan. Sebelumnya di 2019 dan beliau hadir waktu itu kita sudah mulai pembelajaran dari 2015 hanya orang enggak begitu tahu gitu bahkan waktu itu kita dibilang orang gila.

"Tetapi prinsip saya sederhana daripada waras tidak berlogika lebih baik saya gila tapi berlogika. Perlu kita kaji karena kebetulan kalau dilihat dari secara geografis tempat ini tidak jauh dari puncak Merapi artinya air di sini berlimpah dan sangat berlimpah,"paparnya

Kemudian saya tertarik untuk berkecimpung karena beberapa hal yang melatar belakangi kami, Ada beberapa tim pakar kami ini karena memang ada beberapa segmen masyarakat yang bentuk penyadarannya harus disertai dengan fakta-fakta ilmiah.

"Ini penting kalau kita ngomong di masyarakat religi mungking cara masuk dengan bahasa religi, tapi ada beberapa masyarakat yang memang kita harus semuanya di ilmiah,"pungkasnya (Aji)

 Advertisement Here
 Advertisement Here