Ada Pungli di T I Apung, Warga Mapur minta pelaku ditangkap
Warga mapur akhir-akhir ini dibuat resah oleh sekelompok orang yang mengaku koordinator tambang inkonvensional apung, mengadakan pungutan uang liar dari hasil timah yang dikerjakan oleh penambang timah yang berada di kawasan exs PT. Timah tbk di desa mapur secara liar.
Menurut keterangan beberapa orang warga desa mapur kepada wartawan Fbinews ada sekelompok orang mengaku sebagai koordinator peduli masjid dan rumah ibadah yang mengadakan pungutan uang di tambang apung dengan dalih untuk pembangunan masjid dan rumah ibadah seperti gereja dan vihara di desa mapur dengan tarif harga Rp 350,000 (Tiga Ratus Lima Puluh Ribu Rupiah)per ponton/unit, untuk satu minggu kerja.
Dilokasi tersebut terdapat 40 ponton/unit maka bila dihitung/diperincikan 40 unit x Rp 350,000,- berjumlah nominal Rp 14.000.000,- per minggu.
Menurut keterangan salah seorang warga Desa mapur yang tidak mau namanya disebutkan menjelaskan bahwa uang hasil pemungutan dari penambang tersebut tidak semuanya disumbangkan kepada pengurus rumah ibadah.
Rumah ibadah yang berjumlah 7 rumah yang berdiri dan statusnya berada dilahan Kp timah masing - masing hanya menerima RP 500 Ribu dari hasil pungutan tersebut.
Ketika Awak Media Fbinews menanyakan kepada narasumber tentang siapa siapa saja yang terlibat dalam pemungutan liar tersebut dan siapa yang menjadi koordinatornya ia mengatakan ada 4 orang yang memungut uang mingguan ini diantaranya Yang namanya Sapar selaku koordinator, serta Jamil, Yosep, dan sakban yang menjadi anak buahnya.
Warga masyarakat Mapur meminta kepada pihak kepolisian Resort bangka/kepolisian sektor riau dilip agar segera menangkap pelaku pemungutan liar tersebut yang sudah merugikan warga masyarakat Desa Mapur kurang lebih sembilan jutaan rupiah perminggunya tambahnya.
Ketika Awak media Fbinews menghubungi kepala desa Mapur melalui sambungan telphone ia mengakui adanya informasi dari warganya tentang pemungutan tersebut, dan kepala desa tidak pernah merekomendasikan surat apapun kepada orang lain dengan dalih apapun apa lagi memungut uang secara liar, dan mengatas namakan untuk membangun rumah ibadah tidak pernah saya petintahkan, kalau mau diadakan pungutan untuk membangun rumah ibadah mengapa ketua RT tidak saya berdayakan, kalau aparat desa yang memungutnya kan jelas dan transparan tidak merugikan pihak penambang masyarakat juga tidak dibohongi.
Saya selaku Kepala Desa, dan bersama warga masyarakat desa Mapur menyerahkan permasalahan pungutan liar ini kepihak kepolisian resort Bangka agar kepolisian segera menangkap pelaku pemungutan liar ini, dan mempertanggung jawabkan apa yang sudah mereka lakukan, kalau hal ini tidak segera di tindak lanjuti saya khawtir warga masyarakat Desa Mapur mengambil keputusan sendiri yang akan mengarah kepada perbuatan anarkis, dan hal itu yang saya takutkan" tegasnya.
Rumah ibadah yang berjumlah 7 rumah yang berdiri dan statusnya berada dilahan Kp timah masing - masing hanya menerima RP 500 Ribu dari hasil pungutan tersebut.
Ketika Awak Media Fbinews menanyakan kepada narasumber tentang siapa siapa saja yang terlibat dalam pemungutan liar tersebut dan siapa yang menjadi koordinatornya ia mengatakan ada 4 orang yang memungut uang mingguan ini diantaranya Yang namanya Sapar selaku koordinator, serta Jamil, Yosep, dan sakban yang menjadi anak buahnya.
Warga masyarakat Mapur meminta kepada pihak kepolisian Resort bangka/kepolisian sektor riau dilip agar segera menangkap pelaku pemungutan liar tersebut yang sudah merugikan warga masyarakat Desa Mapur kurang lebih sembilan jutaan rupiah perminggunya tambahnya.
Ketika Awak media Fbinews menghubungi kepala desa Mapur melalui sambungan telphone ia mengakui adanya informasi dari warganya tentang pemungutan tersebut, dan kepala desa tidak pernah merekomendasikan surat apapun kepada orang lain dengan dalih apapun apa lagi memungut uang secara liar, dan mengatas namakan untuk membangun rumah ibadah tidak pernah saya petintahkan, kalau mau diadakan pungutan untuk membangun rumah ibadah mengapa ketua RT tidak saya berdayakan, kalau aparat desa yang memungutnya kan jelas dan transparan tidak merugikan pihak penambang masyarakat juga tidak dibohongi.
Saya selaku Kepala Desa, dan bersama warga masyarakat desa Mapur menyerahkan permasalahan pungutan liar ini kepihak kepolisian resort Bangka agar kepolisian segera menangkap pelaku pemungutan liar ini, dan mempertanggung jawabkan apa yang sudah mereka lakukan, kalau hal ini tidak segera di tindak lanjuti saya khawtir warga masyarakat Desa Mapur mengambil keputusan sendiri yang akan mengarah kepada perbuatan anarkis, dan hal itu yang saya takutkan" tegasnya.
Ali Rachmansyah

Posting Komentar