-->

KUNJUNGAN BAMAG KOTA MOJOKERTO KE DESA TEMPURAN YANG DILANDA BANJIR


 

MOJOKERTO-FBINEWS.NET

Awal tahun 2021 merupakan saat yang sangat menyesakkan bagi warga desa Tempuran kecamatan Sooko Kabupaten Mojokerto. Karena belum lagi dampak musibah pandemi covid-19 mereda, desa Tempuran di hajar lagi dengan banjir. Bahkan beberapa warga menyatakan banjir tahun ini lebih parah daripada tahun kemarin. Airnya lebih tinggi.

Memperhatikan situasi memprihatinkan ini Badan Musyawarah Antar Gereja (BAMAG) Kota Mojokerto pada hari Rabu (13/1/2021) berkenan datang untuk menyerahkan sejumlah bantuan yang berupa beras, mie, air minum kemasan, kopi, minyak goreng, telur dan lain-lain. Harapannya dengan bahan pangan tersebut bisa meringankan beban masyarakat yang sedang terkena musibah. Bantuan diterimakan langsung kepada kepala desa Tempuran bapak Slamet

Sebenarnya upaya mencegah terjadinya bencana sudah dilakukan. Tanggul sungai sudah ditinggikan, dasar sungai juga sudah dikeruk. Namun banjir itu masih melanda juga. Memasuki hari ke 13 bencana ini air tidak juga menunjukkan tanda-tanda akan surut. Diperkirakan salah satu penyebabnya adalah bangunan penyaring air yang baru dibuat di depan dam siphon tidak berfungsi maksimal dan malah menjadi penghalang arus air. Terlihat adanya elevasi air lebih dari 1 meter antara air di sisi sebelum dan sesudah melewati pintu penyaringan.


"Penyaringan, saringannya jangan segitu. Botol air mineral biar bisa masuk. Penyaringnya untuk batang-batang bambu atau material yang besar. Dan harus ada alatnya yang canggih yang bisa mengangkat sampahnya." kata pak Slamet kepala desa Tempuran.

Adanya bencana ini dampak sosialnya makin melebar. Salah satunya adalah kesehatan masyarakat. Dari posko kesehatan yang ada di depan balai desa diperoleh informasi kebanyakan masyarakat mengeluh mengalami gatal-gatal.

Butuh peran serta semua pihak untuk mengatasi bencana banjir di desa Tempuran ini. Utamanya bagi para pemangku kebijakan. Upaya paling utama yang dibutuhkan adalah bagaimana solusinya agar desa Tempuran tidak akan mengalami banjir lagi. Dibutuhkan terobosan yang lebih mengena bagi kesejahteraan masyarakat. Semisal dibuatkan dam siphon tambahan sebagai pengendali limpahan air pada musim penghujan. Karena sebagaimana diketahui bersama bahwa desa ini menjadi langganan banjir setiap tahunnya. 

Memang membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Tapi demi mengatasi penderitaan masyarakat yang secara rutin setiap tahun tertimpa bencana tentu biaya besar bukan alasan untuk tidak direalisasikannya. Karena bisa di bayangkan berapa kerugian masyarakat saat terjadi bencana jika lebih dari 400 rumah dan fasilitas umum terendam banjir. Belum lagi dengan sawah dan ladang warga yang hancur. Otomatis dampak sosial tidak hanya dialami oleh orang yang rumahnya terendam itu saja, melainkan oleh seluruh warga desa Tempuran dan sekitarnya.


(Agus Buyut)
 Advertisement Here
 Advertisement Here