-->

PESONA MAJAPAHIT DI MATA PELUKIS

 

MOJOKERTO-FBINEWS.NET

Sebagai rangkaian kegiatan bursa dan pameran lukisan yang bertajuk Swarna-warni di ruang Alfresco, Sunrise Mall Jl. Benteng Pancasila Kota Mojokerto, para perupa yang datang dari berbagai kota di Jawa Timur melakukan kegiatan melukis On The Spot (OTS) di candi Tikus Mojokerto Sabtu (3/4/2021).


Tempat ini memang sering digunakan para seniman untuk berkarya. Baik itu dari Mojokerto sendiri maupun dari kota-kota lain seperti dari Jogja ataupun Solo. Tentu saja hal itu karena lokasi ini memiliki keunikan keindahan tersendiri dalam pandangan mereka. Salah satunya adalah karena tempat ini merupakan rekaman jejak luhurnya budaya masa lampau.

Pada tahun 1914 di desa Temon dan sekitarnya sedang dilanda hama tikus, sewaktu dikejar kawanan tikus tersebut selalu masuk ke dalam lubang yang berada di atas gundukan tanah. Akhirnya lubang dibongkar. Ternyata didalamnya terdapat sebuah bangunan kuno berbentuk petirtaan yang kemudian diberi nama Candi Tikus.


Candi Tikus merupakan bangunan berbentuk bujur sangkar dengan ukuran 22,50 X 22,50 meter dan tingginya 5,20 meter. Berbahan bata merah sedangkan untuk pancuran air yang berbentuk makara dan padma dibuat dari batu andesit. Candi Tikus merupakan penggambaran dari Gunung Mahameru, yaitu bentuk bangunannya yang kian keatas kian kecil serta bangunan induk seakan memiliki puncak utama yang dikelilingi oleh delapan puncak yang lebih kecil.

Secara umum orang datang ke tempat ini ataupun ke situs-situs lainnya karena keterkaitan sejarah kebesaran Majapahit. 

"Saya sudah dua kali melukis dengan objek situs peninggalan Majapahit. Pertama melukis candi Brahu. Dan kedua melukis candi Tikus. Kenapa tertarik melukis dengan objek peninggalan Majapahit tersebut selama berada di Mojokerto, karena tempat-tempat itu merupakan kekayaan Mojokerto dan bahkan kekayaan Indonesia yang mengandung nilai histori tinggi." ungkap Susmiadi perupa dari Jember ketika dihubungi lewat telepon.

Belum lagi pelukis-pelukis lainnya seperti Mpu Haris. Mpu Haris seorang pelukis dari Mojokerto pernah mendapat pesanan melukis para pembesar Majapahit. Oleh karena minimnya referensi yang ada maka pencarian karakter para tokoh tersebut dilakukan secara khusus yaitu dengan pendekatan pada situs-situs Majapahit yang ada sampai lukisannya jadi.

Sedangkan Toby perupa dari Jombang juga menyatakan kalau lukisannya yang berobjek candi Tikus sudah ada terpajang di pos penjagaan situs candi Tikus. Kalau Priyok Dinasti perupa kota Mojokerto yang ketika dihubungi sedang pameran di Blitar memberikan pengakuan kalau dirinya merasakan ada panggilan yang sangat kuat untuk mengabadikan kebesaran masa Majapahit tersebut di dalam karya. Dan malam itu salah satu lukisan nya yang akan dikoleksi oleh budayawan Sunarto Timur berjudul misteri Candi Minakjinggo. Yaitu tentang candi yang berada di sisi timur kolam segaran.

Situs-situs peninggalan Majapahit ibarat gadis yang teramat cantik. Begitu menggoda untuk dikenal. Dan ketika sudah dikenal maka akan merasa ingin tahu lebih dalam. Pesonanya teramat kuat. Karena pesona yang dimiliki merupakan pancaran pesona yang dari dalam. 

Banyak orang berusaha mengeksplorasi pesona dari Majapahit. Dan nyatanya tidak sedikit yang kemudian menggunakannya sebagai penyemangat. Namun cukupkah Majapahit sekedar dilihat, dikagumi dan dijadikan penyemangat saja? Jawabannya tentu terletak pada masing-masing pribadi. Seberapa dalam mereka menyelami hingga benar-benar jatuh cinta dan bergegas untuk memiliki secara utuh tentang kebesaran Majapahit yang dalam gemah ripah loh jinawi tata tentrem kerta raharja (satu kondisi yang sangat subur dan sangat makmur, tertib, tentram, sejahtera dan berkecukupan segala sesuatunya).(Agus Buyut)

 Advertisement Here
 Advertisement Here