-->

Wali Murid SMPN 4 Lewiliang Kecewa Dana KIP Anaknya Tidak Cair / Diterima.



Bogor – FBINEWS


Diduga gelapkan dana bantuan Kartu Indonesia Pintar (KIP), beberapa wali murid SMPN 4 Leuwiliang, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor pertanyakan dana KIP kemana? 


Berdasarkan keterangan beberapa wali murid, saat diwawancarai awak media didepan halaman SMPN 4 Leuwiliang. wali murid mendatangi sekolahan karena ada undangan pembagian program Bodas [Bogor Cerdas]. Rabu (13/12/2023)


Mereka meminta penjelasan kenapa kartu dan buku tabungan KIP anaknya ditahan ?, dan meminta keterangan sudah berapa kali penyaluran dana tersebut ?, mereka pun meminta kartu dan buku tabungan KIP dikembalikan. Namun, menurut mereka pihak sekolah tidak bisa memberikan klarifikasi. 


 “ketika ditanya, pihak sekolah tidak dapat menjelaskan. Pihak wali murid hanya meminta hak mereka dikembalikan secara baik-baik, karna pihak sekolah meminta kartu KIP serta buku tabungan ". kata FWT wali murid kelas 8, mewakili wali murid lain.


selama ini tidak ada konpirmasi dari pihak sekolah jika anggaran KIP, dapat di ambil oleh wali murid penerima dan pemegang kartu KIP.


"Tidak ada pemberitahuan/ konfirmasi sama sekali. Hampir selama 2 tahun ini, anak kami tidak menerima dana/ uangnya, alasannya pun kami tidak tahu sama sekali, bahkan ada kartu dan buku tabungan KIP yang anaknya sudah lulus pun masih ada disekolah," tegasnya. 


Kecurigaan adanya penggelapan dana KIP, semakin kuat. Wali murid memperlihatkan buku tabungan KIP salah satu siswa yang tidak dikumpulkan pihak sekolah, setelah diprint out, ternyata ada penyaluran/ pengambilan dana. 


"Ini terjadi di sekitar bulan ramadan/bulan puasa lalu, bagi yang memegang kartu dan buku tabungannya sih menerima uangnya, lah..!, kami yang ditahan tidak menerima dan tidak mengetahui uang nya kemana," ungkap wali murid.


Kepala Sekolah SMPN 4 Leuwiliang menjelaskan bahwa terkait KIP sering disampaikan 3 bulan sekali saat pembagian raport. Dirinya pun, menjelaskan prosedur kartu dan buku tabungan KIP siswa tidak boleh di kolektif.

 

"Namun jarak tempuh siswa ke bank itu jauh jadi kita kolektif, sebelumnya kita tawarkan ke orang tua siswa dan sebagian besar setuju," ucap Kepala Sekolah SMPN 4 Leuwiliang 

 

Saat dipertanyakan rangkuman dan berita acara orang tua siswa yang setuju di kolektif, dirinya tidak bisa menunjukan jumlah siswa yang mendapat program KIP, dirinya pun tidak bisa memberikan keterangan pasti yang mendapat program KIP tersebut. 


"Kalau rangkuman atau berita acara tidak tahu. Tapi, setiap pertemuan saya selalu sampaikan perihal KIP. Dan, untuk jumlah siswa yang mendapat KIP, jumlahnya ada sekitar 200 siswa," ungkap kepala sekolah. 


Kepala Sekolah mempersilahkan, orang tua siswa untuk mengambil kartu dan buku tabungan KIP. Namun, dirinya mengingatkan agar mempergunakan uang tersebut untuk biaya pendidikan siswa. 


RED

 Advertisement Here
 Advertisement Here