Lembaga Adat 4 Suku Lingkar Tambang Dukung PT. NHM Pulihkan Operasional
Ternate–Fbinews.net
Penolakan keras dari lembaga adat empat suku yang terdiri dari Pagu, Towiliko, Boeng, dan Modole, yang berada di wilayah lingkar tambang PT Nusa Halmahera Minerals (NHM), atas aksi demonstrasi yang dilaksanakan Aliansi Peduli Demokrasi Maluku Utara (APDMU), Selasa (11/2/2025).
Hal itu dibuktikan dengan menghadang massa aksi ketika melewati Jembatan Kali Jodoh, Desa Gayok, Kecamatan Malifut, dalam perjalanan mereka menuju lokasi front gate NHM.
Bahkan, Forum Masyarakat dan Karyawan Bersatu untuk Bangkit (FMKBB) NHM yang menggelar aksi tandingan di Desa Tahane, Kecamatan Malifut, sebagai bentuk dukungan penuh terhadap perusahaan untuk segera beroperasinal lancar dan layak.
Dikatakan Junus Ngetje, selaku fanyira pagu, mewakili lembaga adat 4 suku, bahwa sebagai pemilik hak ulayat di wilayah lingkar tambang NHM, pihaknya memiliki tanggung jawab untuk menjaga wilayah agar tetap kondusif. Olehnya itu, mereka juga mendukung kebijakan pemulihan operasional NHM sehingga proses produksi dapat berjalan lancar tanpa gangguan.
Menurut Junus, aksi tersebut dianggap telah disusupi oleh kepentingan oknum yang mengatasnamakan diri sebagai wakil karyawan dan masyarakat lingkar tambang. Aliansi tersebut dianggap tidak memahami kondisi terkini NHM, yang mengalami penurunan produksi, sehingga apa yang menjadi hak karyawan dan masyarakat belum dapat terealisasi.
“Kami lembaga adat 4 suku mendukung penuh program efisiensi NHM. Bukan hanya kami, tetapi seluruh stakeholder di lima kecamatan yang berada di lingkar tambang ini juga mendukung langkah efisiensi tersebut. Produksi memang mengalami penurunan. Untuk menstabilkan produksi, salah satu langkah yang harus diambil adalah efisiensi jumlah karyawan sesuai dengan kebutuhan perusahaan,” cetus Junus.
Begitu juga disambungkan mantan karyawan NHM, Mahdi Abd Rachman yang selaku warga desa Tahane, dalamaudiensi bersama massa aksi mempertanyakan kepentingan yang dibawa mereka. Ia menegaskan bahwa jangan hanya karena kepentingan satu orang lantas mengaitkan seolah-olah membawa kepentingan karyawan dan masyarakat.
“Anda datang membawa suatu kepentingan namun tidak pernah bertanya kalau torang (kami) punya kepentingan sebenarnya itu apa, karena kepentingan terbesar karyawan dan masyarakat di sini sebenarnya hanya satu, yaitu diminta perusahaan bisa normal dan insya Allah berefek ekonomi untuk torang (kami) samua di sini,” tegas Mahdi, yang juga sampai sekarang belum menerima pesangon karenakondisi perusahaan.
Jadi langkah efisiensi yang dilakukan PT Nusa Halmahera Minerals (NHM) yang mengelola Tambang Emas Gosowong di Kabupaten Halmahera Utara, Maluku Utara, mendapatkan dukungan penuh dari para pemangku kepentingan, terutama Pemerintah Daerah (Pemda) setempat.
ILON.HI MUHAMMAD M.MARSAOLY
Posting Komentar