-->

Masyarakat Desa Amasing Kali Meminta Bupati Halmahera Selatan Segera Melanjutkan Pekerjaan Drainase yang Tertunda


Halsel - FBINEWS 
       
Desa Amasing Kali, yang terletak di Kecamatan Bacan, Kabupaten Halmahera Selatan, kembali mengalami banjir yang meresahkan masyarakat. Banjir yang melanda wilayah ini bukan hanya mengganggu aktivitas warga, tetapi juga merusak infrastruktur desa, merendam rumah penduduk, dan menghancurkan lahan pertanian yang menjadi sumber penghidupan utama masyarakat. Ironisnya, bencana ini diperparah oleh tertundanya proyek pembangunan saluran drainase (got) yang sebelumnya sudah mulai dikerjakan oleh pemerintah daerah, namun hingga kini belum ada kejelasan kelanjutannya.

Masyarakat Desa Amasing Kali merasa kecewa dan khawatir karena pekerjaan drainase yang sempat menjadi harapan mereka untuk mengatasi masalah banjir, justru dihentikan tanpa alasan yang jelas. Padahal, saluran got yang direncanakan dibangun di desa mereka bertujuan untuk memperlancar aliran air hujan agar tidak meluap ke permukiman warga. Namun, setelah sebagian pekerjaan drainase selesai, proyek tersebut mendadak dihentikan begitu saja oleh pihak pemerintah daerah. Akibatnya, aliran air tersumbat, got yang seharusnya menyalurkan air malah terbengkalai, dan genangan air semakin parah saat hujan turun.

Warga mengaku telah beberapa kali menyampaikan keluhan kepada pemerintah desa dan pihak terkait di Kabupaten Halmahera Selatan, namun belum mendapatkan jawaban memuaskan. Mereka menilai pemerintah daerah, khususnya Bupati Halmahera Selatan, terkesan lambat dalam menanggapi permasalahan ini. Bahkan, hingga banjir terbaru yang melanda desa tersebut, belum ada kunjungan langsung ataupun pernyataan resmi dari pemerintah yang menunjukkan perhatian serius terhadap penderitaan warga.

“Dulu kami sudah lega, karena ada pekerjaan got yang dikerjakan. Kami pikir setelah selesai, kampung kami bisa terhindar dari banjir. Tapi sekarang pekerjaannya malah berhenti, got yang dibangun sebagian dibiarkan begitu saja, sementara air hujan tidak ada tempat mengalir,” ungkap salah satu warga Amasing Kali.

Kondisi ini menimbulkan kekecewaan yang mendalam bagi warga. Mereka merasa pembangunan drainase yang mangkrak itu justru memperburuk keadaan. Tanah galian yang dibiarkan terbuka menyebabkan endapan lumpur, mempersempit aliran air, dan memperparah banjir di musim hujan. Selain itu, banyak titik got yang belum tersambung, sehingga air meluap ke jalan dan masuk ke halaman rumah warga.

Melihat kondisi ini, masyarakat Desa Amasing Kali secara tegas meminta kepada Bupati Halmahera Selatan agar segera memerintahkan kelanjutan pembangunan drainase yang tertunda. Mereka berharap bupati mendengarkan langsung keluhan masyarakat yang selama ini terdampak banjir akibat kelalaian dalam penyelesaian proyek tersebut. Warga juga menuntut adanya transparansi dalam penggunaan anggaran proyek drainase itu, mengingat pembangunan tersebut sangat krusial demi keselamatan dan kenyamanan masyarakat desa.

“Kami tidak minta yang aneh-aneh, cuma minta pemerintah segera lanjutkan pekerjaan got ini. Kalau tidak, tiap tahun kami akan begini terus, rumah kebanjiran, tanaman rusak, aktivitas terganggu,” keluh seorang ibu rumah tangga yang rumahnya selalu terendam saat hujan deras.

Desa Amasing Kali sebenarnya memiliki potensi besar untuk berkembang, baik dari sektor pertanian, perikanan, maupun perdagangan lokal. Namun, banjir yang terjadi berulang kali akibat buruknya sistem drainase membuat pembangunan desa terhambat. Anak-anak sulit pergi ke sekolah saat banjir, jalanan menjadi rusak parah, dan warga kesulitan beraktivitas sehari-hari. Kondisi ini tentu merugikan masyarakat dalam jangka panjang, baik secara ekonomi, pendidikan, maupun kesehatan.

Karena itu, masyarakat berharap pemerintah daerah Halmahera Selatan, khususnya Bupati, tidak tinggal diam. Mereka meminta agar proyek drainase segera diselesaikan tanpa menunggu musim hujan berikutnya, yang dikhawatirkan akan membawa banjir lebih besar. 

 Advertisement Here
 Advertisement Here