Kirab Budaya Mojo Bangkit Meriahkan Hari Jadi Kota Mojokerto ke-107

fbinews 22.20 0

Kota Mojokerto - FBINEWS

Kemeriahan kembali menebar di Kota Mojokerto, Kamis (26/6/2025). Dimulai dari alun-alun Kota Mojokerto, sepanjang jalan Majapahit, jalan Bhayangkara dan jalan Gajah Mada. Karena di jalur ini menjadi rute digelarnya Kirab Budaya Mojo Bangkit dalam rangka memperingati hari jadi Kota Mojokerto yang ke-107. 

Kegiatan Kirab Budaya Mojo Bangkit diawali dengan penampilan tari yang mencuplik adegan Perang Sadeng oleh sanggar Lokapala dimana digambarkan Tribuana Tunggadewi menjadi Manggalayuda atau Senopati Agung dalam memadamkan pemberontakan Sadeng dan Keta terhadap Majapahit.

"Kirab Budaya Mojo Bangkit merupakan event tahunan yang telah diselenggarakan sejak tahun 2019," ungkap Wakil Walikota Mojokerto, Rachman Sidharta Arisandi atau yang biasa dipanggil Cak Sandi dalam sambutannya

Lebih lanjut Cak Sandi menyampaikan bahwa digelarnya Kirab Budaya Mojo Bangkit yang bertepatan dengan Hari Jadi Kota Mojokerto, secara filosofi memiliki makna sebagai momen kebangkitan Kota Mojokerto di berbagai aspek kehidupan masyarakat.

Kegiatan ini juga merupakan bentuk tindak lanjut dari tagline yang diusung oleh Pemerintah Kota Mojokerto yaitu “Spirit of Majapahit.”

Dalam pelaksanaannya, Kirab Budaya Mojo Bangkit ini memvisualisasikan tiga periode penting perjalanan panjang Kota Mojokerto. Yang pertama adalah gambaran periode kejayaan Majapahit yaitu dengan ditampilkan kirab kereta berkuda dan peserta yang berpakaian ala kerajaan. 

Ini menggambarkan betapa besarnya peran Majapahit dalam sejarah bangsa Indonesia. Inilah warisan budaya dan semangat kepemimpinan yang menjadi inspirasi bagi pembangunan Kota Mojokerto ke depan.

Dilanjutkan dengan pemberangkatan peserta kirab yang menggambarkan Mojokerto pada periode Kabupaten Japan. Pada masa ini terjadi peralihan dari Kabupaten Japan ke Kabupaten Mojokerto.

Awalnya pusat pemerintahan berada di wilayah Sooko. Karena wilayah tersebut kerap dilanda banjir,  kemudian pusat pemerintahan dipindahkan ke Magersari. Pada masa ini Kabupaten Mojokerto di bawah kekuasaan Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat.

Selanjutnya pada periode kolonial dan perjuangan kemerdekaan. Periode ini divisualisasikan masa-masa perjuangan bangsa dalam merebut kemerdekaan berupa fragmen perang kemerdekaan - Mojokerto Benteng Terakhir oleh Komunitas Rotherburg dari Surabaya. Perjuangan yang tidak lepas dari pengorbanan darah dan nyawa para pahlawan.

Diharapkan semangat dan pengorbanan para pahlawan tersebut bisa dikenang dan dilanjutkan oleh generasi muda melalui kerja keras membangun bangsa dan negara demi mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

"Peserta Kirab Budaya Mojo Bangkit kali ini ada tujuh ratus peserta. Juga ada dua kelompok kesenian tradisional yaitu jaranan Eyang Macan Putih dari Pulorejo dan kelompok kesenian bantengan dari kelurahan Prajuritkulon," terang Kepala Bidang Kebudayaan di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Mojokerto, Joko Purwanto.

Kirab Budaya Mojo Bangkit bukan hanya sekadar pertunjukan budaya, tetapi juga merupakan refleksi dari semangat bersana dalam mewujudkan visi Kota Mojokerto, yaitu: “Terwujudnya Kota Mojokerto yang Maju, Berdaya Saing, Berkarakter, Sejahtera, dan Berkelanjutan.”

"Kita ini tidak bisa meninggalkan kebudayaan yang ada. Makanya setiap tahun kita gelar Kirab Budaya Mojo Bangkit ini," jelas Ruby Hartoyo,Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Mojokerto

Budaya adalah akar dari karakter. Dengan memperkuat budaya akan meneguhkan jati diri bangsa. Memperkuat daya saing masyarakat, serta menanamkan nilai-nilai kebajikan dalam setiap sendi kehidupan.

Seperti pesan Presiden Pertama Republik Indonesia, Bung Karno

supaya kita jangan sekali-kali melupakan sejarah. Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawan dan menjadikan sejarah sebagai pondasi perjuangan masa kini dan masa depan.

(Agus Buyut)