-->

Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia Tahun 2018 Bali, Perkuat Solidaritas Dunia untuk Indonesia



Bali - FBINews
Bali menjadi pusat perhatian dunia di pekan kedua Oktober 2018 ini. Agenda tahunan penting digelar di Kawasan Nusa Dua Bali mulai dari tanggal 8 sampai dengan 13 Oktober 2018. Indonesia dipercaya menjadi tuan rumah Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia Tahun 2018 Bali (AM IMF-WBG 2018). Pertemuan Tahunan ini merupakan forum pertemuan terbesar bidang ekonomi, keuangan, dan pembangunan di tingkat global, dengan mempertemukan pihak pemerintah yaitu Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral dari 189 negara dengan pihak non pemerintah yang menguasai sektor keuangan dan ekonomi dunia.
Dipilihnya Indonesia menjadi tuan rumah Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia Tahun 2018 karena Indonesia merupakan middle-income country yang menjadi salah satu model keberhasilan pembangunan, sehingga Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia Tahun 2018 menjadi momentum yang sangat baik untuk menunjukkan kemajuan ekonomi Indonesia, kepemimpinan (leadership), dan komitmen Indonesia di level global.
Kesanggupan menjadi negara yang terpilih juga sebagai komitmen Indonesia yang mempunyai kewajiban untuk berkontribusi dalam pembangunan dunia. Komitmen Indonesia tersebut telah ditunjukkan tidak hanya pada perhelatan internasional AM IMF-WBG 2018 kali ini saja, tetapi juga sebelumnya Indonesia telah beberapa kali menjadi tuan rumah bagi pertemuan tingkat dunia. Sebut saja Pertemuan APEC (Asia-Pacific Economic Cooperation) atau Kerja sama Ekonomi Asia Pasifik di 2013 dengan jumlah delegasi sekitar 5.000 orang dari 21 negara dan Pertemuan COP - UNFCCC (Conference of the Parties - UN Climate Change Conference) di 2007 dengan jumlah delegasi 10.000 orang dari 189 negara. Semua kegiatan tersebut juga diselenggarakan di Bali.
Solidaritas Dunia untuk Indonesia
Musibah gempa bumi yang menimpa Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) beberapa waktu lalu telah mengusik perhatian dunia kepada Indonesia terutama bagaimana Pemerintah Indonesia cepat tanggap dalam menangani musibah gempa bumi di Lombok. Hal ini menjadikan pihak IMF-Bank Dunia perlu memasukkan kegiatan solidaritas untuk Indonesia dalam rangkaian kegiatan Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia 2018 Bali.
Dalam kegiatan Solidarity for Lombok, Senin (08/10), Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman (Menko Kemaritiman) Luhut Binsar Panjaitan berkunjung ke Lombok bersama Managing Director IMF, Christine Lagarde. Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan bahwa ajang pertemuan para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral dari seluruh dunia di Bali saat ini tetap memberi perhatian yang besar terhadap situasi dalam negeri Indonesia.
”Meskipun kita menjadi tuan rumah dari Pertemuan Tahunan IMF-WBG 2018, kami dari Pemerintah Pusat terus memberikan perhatian yang sangat penuh bagi seluruh daerah terdampak, baik di Lombok maupun di Palu. Kita akan terus melakukan proses-proses pemulihan,” ujar Sri Mulyani usai menjumpai dan berdialog dengan para korban berncana gempa.
Sri Mulyani juga mengatakan bahwa Pemerintah Pusat hingga saat ini telah mencairkan dana hingga Rp2,1 triliun untuk NTB, untuk kedaruratan dan bantuan perumahan. Dana sebesar itu untuk penanganan rumah rusak berat Rp50 juta, rumah rusak sedang Rp25 juta, dan rumah rusak ringan Rp10 juta.
Dalam kunjungan kali ini, dilakukan penyerahan bantuan untuk Lombok. Bank Indonesia menyerahkan bantuan rehabilitasi bangunan dan sarana-prasarana kepada 5 masjid dan 2 sekolah di wilayah Lombok Barat, Lombok Utara, dan Mataram. Sementara Menko Kemaritiman menyerahkan sumbangan penanggulangan bencana dan baju seragam untuk dua sekolah dasar di Lombok. Begitu juga Managing Director IMF menyerahkan bantuan dari Manajemen dan Staf IMF yang ingin ikut meringankan beban masyarakat Lombok.
Managing Director IMF, Christine Lagarde mengatakan, “Tiga tahun lalu saat Indonesia terpilih dari 10 negara terbaik yang bisa menyelenggarakan Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia Tahun 2018 Bali, kita tidak tahu bahwa Gunung Agung akan mengalami turbulensi, kita juga tidak tahu bahwa akan ada gempa bumi di Lombok, dan kita juga tidak pernah tahu bahwa akan ada gempa bumi dan tsunami di Sulawesi. Yang kita tahu Indonesia adalah pilihan terbaik, dan ketua tim yakni Pak Luhut membuat kita percaya untuk mengadakan pertemuan tahunan ini di Bali,” tandas Lagarde.
Lagarde juga mengatakan bahwa setelah ia melihat langsung keadaan di Lombok dan Palu, ia akan meminta uluran tangan seluruh peserta pertemuan. “Dengan telah melihat secara langsung keadaan di Lombok dan Palu, kami akan meminta kepada seluruh peserta pertemuan ini untuk bisa mengulurkan tangan dan berbagi kedermawanan mereka,” pungkasnya. 
Source : Humas Kemensetneg – Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kemenkeu
 Advertisement Here
 Advertisement Here