-->

MENJAWAB TANTANGAN PANDEMI DENGAN BERTANAM TOMAT



Mojokerto-fbinews.net


Hempasan ekonomi terdampak pandemi melanda berbagai bidang usaha. Baik di perkotaan hingga ke pelosok daerah. Pada sektor pertanian di mana-mana goncang dengan kelangkaan pupuk bersubsidi. Tentu saja hal ini membuat kebanyakan petani meradang. Karena tanpa pupuk bersubsidi beban biaya pengolahan pertanian semakin berat. Resikonya hasil panen nilainya minus jika dibandingkan dengan biaya tanam.


Tapi situasi ini tidak menyurutkan tekat pak Showi (60) petani warga dusun Urung-Urung, desa Kebonagung Kecamatan Puri, kabupaten Mojokerto untuk menanam tomat di lahan miliknya. Dari 1.000 batang bibit tomat ditanam menjadi tiga baris dengan jarak tanam 50 x 50 cm


"Dari tiga baris tanaman tomat ini saya sudah mendapatkan sepuluh juta mas. Saya sudah panen lebih dari sepuluh kali dengan tiap kali panen sekitar satu kwintal. Saat ini harga tomat sepuluh ribu rupiah per kilo. Saya tidak pernah menjualnya keluar. Pembeli yang datang sendiri kesini. Berapapun banyaknya akan diambil." kata pak Showi ketika diwawancara pada hari Minggu (13/12/2020).


Selanjutnya pak Showi menceritakan bahwa dia tidak butuh modal besar dalam menanam tomat ini. Tidak sampai satu juta rupiah. Biaya itu untuk membeli bibit, plastik mulsa, pupuk dan obat hama.



Ada dua sistim pemupukan yang dilakukan oleh pak Showi. Yaitu dengan pupuk daun dan pupuk akar. Pupuk daun diberikan dengan cara disemprotkan sedang pupuk akar diberikan dengan cara kocor. Pak Showi kurang suka pemupukan akar dengan cara tabur, karena rentan terhadap kerusakan tanaman akibat over dosis. Efek pemupukan yang over dosis adalah batang tomat akan menghitam dan mati. Sedangkan untuk insektisida diberikan hanya pada saat ada serangan hama saja. 


Untuk ajir atau turus penyangga pohon tomat pak Showi menggunakan bilah-bilah bambu dan tali karena bahan tersebut murah dan mudah didapatkan.


Karena pertumbuhan pohon tomat terbilang sangat cepat, ditambah lagi penanaman dengan menggunakan mulsa perak, maka pemberian ajir tidak boleh telat. Paling tidak seminggu setelah tanam harus sudah dipasang ajir.

Karena bila pemberian ajir terhambat bisa merusak akar. Ajir wajib ada guna menahan batang dan buah tomat agar tidak roboh.


"Dengan cara tanam, penumpukan, pengendalian hama serta perawatan yang tepat hasilnya pasti bagus mas. Terus, biarpun musim corona banyak usaha yang macet, tapi kebutuhan pangan orang tidak akan pernah berhenti. Jadi hasil pertanian tetap akan laku karena jadi kebutuhan orang. " pungkas pak Showi 


Agus Buyut

 Advertisement Here
 Advertisement Here