-->

PERINGATAN HARI ANTI KORUPSI SEDUNIA DI MOJOKERTO RAYA MENYUARAKAN KEKECEWAAN RAKYAT TERHADAP KORUPSI DAN PENANGANANNYA



Mojokerto - Fbinews.net


Aksi elemen masyarakat dan LSM yang tergabung dalam  Gerakan Bersama Anti Korupsi (GEBRAK) bersama-sama memperingati hari anti korupsi pada hari Rabu (16/12/2020) dengan mengadakan  unjuk rasa damai. Kegiatan ini sengaja diundur demi menghormati penyelenggaraan pilkada serentak tempo hari.


Ada 15 kelompok elemen masyarakat dan LSM tergabung dalam kegiatan tersebut yaitu: LMP3 (Lembaga Masyarakat Pemantau Pelayanan Publik), AMPUH (Amanat Peduli Umat dan Hukum), TEMBAK (Tekad Masyarakat Berantas Korupsi), Laskar Gunung Jati, PSPLM (Paguyuban Srikandi Peduli Lingkungan Mojopahit), Aliansi Jurnalis Mojokerto, LTA  (Lingkar Transparansi Anggaran), LPR  (Lembaga Pemberdayaan Rakyat), Forkap (forum ketahanan budaya), Tantra (Taruna Nusantara),  APEL  (Aliansi Penyelamat Lingkungan), WANI (Wahana Tani Indonesia), Mojokerto WATCH, YASIN MAJA (Yayasan Islam Nusantara Majapahit), PERHUTTANI  (Peduli Ekonomi Rakyat Hutan Tani Nelayan Indonesia).


Awalnya massa aksi berkumpul di jalan Benteng Pancasila samping kantor Inspektorat Kota Mojokerto. Kemudian bergeser ke kantor Kejaksaan Negeri Kabupaten Mojokerto di Jalan RA. Basuni Kabupaten Mojokerto dan dilanjutkan ke Kantor Pemerintah Kabupaten Mojokerto, Jalan Ahmad Yani Kota Mojokerto.



Dalam aksi ini mereka menyampaikan kekecewaannya terhadap para pejabat yang melakukan korupsi. Ditengah suasana duka nasional akibat pandemi covid-19 tapi tindakan korupsi masih saja berlangsung. Mereka pun menilai bahwa pelaku korupsi menderita kejahatan mental yang sangat parah. Korupsi adalah kejahatan kemanusiaan kronis yang dikemas dalam birokrasi. Terkait dengan korupsi mereka juga menyuarakan kerusakan lingkungan akibat maraknya penambangan galian C.


Untuk itu massa aksi menyampaikan tuntutannya agar koruptor ditembak mati,

Iawan korupsi tanpa kompromi, koruptor gak usah dibela. Stop penambangan galian C. 


Menurut Mahrodji Mahfud, dalam orasinya menyampaikan bahwa pejabat yang korupsi itu orang yang munafik. Melakukan korupsi tapi lagaknya seolah-olah tidak korupsi.  Pembohong, disetiap sudut tempat kerjanya bertuliskan Wilayah Bebas Korupsi (WBK), tapi kenyataannya korupsi terjadi setiap saat, terjadi suap, uang semir, uang rokok supaya urusan cepat selesai. Dan ingkar janji. Janjinya waktu pemilihan muluk-muluk tapi tidak ditepati


Untuk itu massa aksi juga memohon pihak kejaksaaan negeri kabupaten Mojokerto untuk bisa proaktif dalam penegakan hukum di Mojokerto. Mohon perkara-perkara korupsi yang status nya sudah tersangka  jangan dibekukan dan segera di selesaikan. Usut tuntas semua kasus. Seperti pada penanganan kasus dinas pertanian. Mohon diusut tuntas dugaan korupsi pada pembuatan 1 juta masker di intansi Kabupaten Mojokerto, robohnya gapura di Pacet dan pengerukan waduk di Dawarblandong mojokerto.


Aksi massa menyerukan agar siapa saja pemenang dalam Pilkada agar mewujudkan pemerintahan yang bersih, adil, bijak, berwibawa terbebas dari KKN. Agar bisa menjadi contoh bagi generasi mendatang. Rakyat tidak hanya dijadikan bulan-bulanan, pelengkap penderita. Bumi Majapahit harus bebas dari korupsi. Hentikan jual beli jabatan.


Dengan tulus berupaya menyentuh nurani para pejabat agar jangan meninggalkan warisan sistem yang rapuh, najis, dan menjijikkan bagi generasi selanjutnya. Karena korupsi adalah pengkhianatan terhadap tegaknya bangsa Indonesia. 


Drs. Kartiwi menyampaikan, dari Pusering Nuswantoro (dari pusatnya Nusantara) Bhumi Agung Majapahit, GEBRAK ingin menggebrak dengan suara lantang keras dan tegas kepada para pejabat di seantero tanah air agar STOP MELAKUKAN KORUPSI



Agus Buyut

 Advertisement Here
 Advertisement Here