-->

Mandi Dengan Air Kwalitas Terbaik Dunia Di Mojokerto


Kabupaten Mojokerto - FBI NEWS

Indonesia memiliki berbagai sumber daya alam luar biasa. Salah satunya adalah berupa air. Bahkan di Indonesia terdapat sumber air yang mengeluarkan air dengan kwalitas terbaik di dunia.

Sumber air ini terletak di Dusun Balekambang, Desa Seloliman, Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto. Lokasi ini termasuk dalam Kawasan Perhutani KPH Pasuruan.

Sumber air ini keluar pada situs cagar budaya yang berbentuk petirtaan bernama Jolotundo. Petirtaan merupakan sebuah struktur yang berhubungan dengan tirtha atau air.

Air pada petirtaan Jolotundo ini dinyatakan sebagai air yang memiliki kwalitas terbaik di dunia. Hal ini setelah melewati beberapa kali penelitian.

Pertama, pada tahun 1985 BP3 Trowulan melakukan penelitian mengenai air yang ada di situs Jolotundo. Hasilnya menunjukkan bahwa kualitas air di situs Jolotundo ini menduduki peringkat kelima terbaik di dunia.

Kemudian pada tahun 1991 hasil penelitian Arkeolog Belanda menyatakan bahwa kualitas air di sumber air ini menduduki peringkat ketiga di dunia.

Selanjutnya pada tahun 1994 penelitian dari Ikatan Dokter Pusat Jakarta mendapatkan hasil bahwa air dari sumber air situs Jolotundo merupakan air dengan kwalitas terbaik kedua di dunia setelah air zam-zam di Makkah, Arab Saudi.

Selain kwalitasnya yang baik, kwantitas dan kontinuitasnya sumber air di petirtaan Jolotundo juga sangat bagus. Biarpun saat musim kemarau tetap mengalir dengan baik.

Petirtaan Jolotundo berbahan batu andesit. Letaknya berada pada lereng sebelah barat gunung Penanggungan. Petirtaan ini berbentuk persegi panjang dengan dimensi Panjang: 18,10 m dan  Lebar: 12,50 m serta luas lahan 3.019,75 m2. Petirtaan ini memiliki dua bilik yang berfungsi sebagai tempat mandi. Bilik disebelah kanan adalah bilik pria dan bilik sebelah kiri sebagai bilik wanita.
 
Akses menuju petirtaan Jolotundo sangat mudah. Dengan waktu tempuh sekitar 2 jam dari Surabaya, pengunjung bisa menikmati pemandangan pegunungan yang indah dan udara yang sejuk. Di pintu masuk kawasan petirtaan Jolotundo setiap pengunjung akan dikenai biaya 12.500 Rupiah untuk orang dewasa dan 10.000 Rupiah untuk anak-anak. Sedang untuk kendaraan bisa langsung parkir di dekat petirtaan. Tarif parkir standar, untuk kendaraan roda 2 sebesar 5.000 Rupiah dan mobil 10.000 Rupiah.

Pengunjung petirtaan Jolotundo datang dari berbagai daerah. Kebanyakan mereka datang untuk menikmati segarnya air yang berkwalitas terbaik itu. Baik digunakan untuk konsumsi juga untuk mandi. Tak jarang dari mereka yang datang membawa pulang air dari petirtaan Jolotundo ini sebagai oleh-oleh. Mereka membawa air menggunakan galon bekas air mineral .

"Saya sudah membuktikan. Air dari Jolotundo saya masukkan kedalam botol dan saya simpan di rumah selama satu bulan airnya tetap jernih, tidak ada perubahan apapun," ungkap Hajar yang datang dari Jawa Tengah.

Masyarakat juga memiliki keyakinan bahwa mandi atau mengkonsumsi air dari petirtaan Jolotundo ini bisa membuat awet muda atau juga mendukung penyembuhan penyakit.

Secara histori petirtaan Jolotundo dianggap sebagai salah satu petirtaan atau tempat mandi tertua di Jawa Timur. Hal ini berdasarkan pada pahatan angka tahun yang ada di bagian belakang bangunan, yaitu 899 Saka atau 977 M.

Dalam catatan sejarah ditemukan bahwa Raja Udayana yang berasal dari Bali menikah dengan Gunapriyadharmapatni dari Jawa. Melalui perkawinan ini kemudian lahirlah Airlangga pada tahun 991 M. Jadi pahatan tahun 997 M yang terdapat pada dinding menjadi petunjuk pembuatan petirtaan Jolotundo yang dipersiapkan oleh Raja Udayana.

Petirtaan Jolotundo menjadi monumen cinta kasih Raja Udayana untuk menyambut kelahiran anaknya, Airlangga. Dan kelak petirtaan ini menjadi tempat bagi Airlangga setelah mengundurkan diri dari singgasana kerajaan Kahuripan.

(Agus Buyut)

 Advertisement Here
 Advertisement Here