Kolaborasi Pemuda Muslim dan Non-Muslim Membangun Tempat Pemasangan Lampu Sambut Lailatul Qadar di Desa Tomori, Bacan, Halmahera Selatan
Halsel - FBINEWS
Desa Tomori, yang terletak di Kecamatan Bacan, Kabupaten Halmahera Selatan, dikenal sebagai desa yang menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi dan gotong royong. Meski masyarakatnya terdiri dari berbagai latar belakang agama, mereka telah lama hidup berdampingan dalam harmoni. Setiap momen keagamaan, khususnya di bulan Ramadhan, menjadi ajang untuk mempererat persatuan antarumat beragama di desa ini. Salah satu kegiatan yang paling dinanti adalah pembangunan tempat pemasangan lampu hias dalam rangka menyambut malam Lailatul Qadar.
Malam Lailatul Qadar memiliki makna istimewa bagi umat Muslim. Di Desa Tomori, tradisi menyambut malam penuh kemuliaan ini dilaksanakan dengan semarak, salah satunya dengan memasang ribuan lampu hias di sepanjang jalan, pelataran masjid, dan berbagai sudut desa. Yang menarik, pembangunan tempat pemasangan lampu ini tidak hanya dilakukan oleh pemuda Muslim saja, tetapi juga melibatkan pemuda non-Muslim yang dengan sukarela bergotong royong demi mewujudkan suasana Ramadhan yang penuh kedamaian dan keindahan.
Persiapan pembangunan dimulai sejak pertengahan bulan Ramadhan. Para pemuda desa berkumpul di balai desa untuk merancang struktur tempat pemasangan lampu, termasuk gapura kayu di pintu masuk desa, tiang-tiang bambu di sepanjang jalan utama, dan panggung kecil untuk acara malam tadarus. Diskusi dilakukan secara terbuka, dan setiap orang diberi kesempatan menyampaikan ide mereka. Pemuda non-Muslim, yang sudah terbiasa terlibat dalam kegiatan keagamaan warga Muslim, turut memberikan saran desain agar lampu-lampu yang dipasang terlihat indah dan menarik.
Pembangunan dimulai dengan pengumpulan bahan-bahan dari alam sekitar desa. Bambu, kayu, dan tali rotan diambil dari hutan secara bersama-sama. Ada yang bertugas memotong bambu, ada yang menganyam, dan ada pula yang merakit kerangka tempat pemasangan lampu. Semua dikerjakan dengan semangat gotong royong. Ical bacan, seorang pemuda Muslim yang mengoordinasi pembangunan, mengatakan bahwa tanpa keterlibatan semua pihak, pembangunan ini tidak akan berjalan lancar. “Kami sudah terbiasa saling bantu. Saat Ramadhan, teman-teman non-Muslim ikut membantu kami membangun tempat lampu untuk menyambut Lailatul Qadar, dan saat Natal tiba, kami yang bantu mendirikan pohon terang di gereja mereka,” ujar Ical bacan dengan senyum bangga.
Emil tak, salah satu pemuda non-Muslim, mengatakan bahwa mereka merasa memiliki tanggung jawab moral untuk menjaga keharmonisan desa. “Kami ingin saudara-saudara kami yang Muslim merasakan keistimewaan Lailatul Qadar dengan suasana yang indah. Dengan turut membantu, kami menunjukkan bahwa desa ini adalah rumah kita bersama,” katanya sambil merapikan rangkaian lampu yang siap dipasang.
Mereka membangun gapura sederhana yang dihiasi ukiran motif khas Halmahera Selatan, dan di bagian atasnya dipasang lampu-lampu berbentuk bintang dan bulan sabit. Tiang-tiang bambu yang dirakit berjajar rapi sepanjang jalan utama desa, dihiasi lampu kerlap-kerlip yang terbuat dari botol bekas dan lilin, menciptakan pemandangan yang magis di malam hari.
Puncaknya adalah pada malam ke-27 Ramadhan, yang dipercaya oleh sebagian masyarakat sebagai malam Lailatul Qadar. Malam itu, Desa Tomori berubah menjadi lautan cahaya. Setiap sudut desa terang benderang oleh lampu-lampu hias yang dipasang hasil kerja keras pemuda lintas agama. Warga berkumpul di masjid untuk melaksanakan sholat malam dan tadarus Al-Qur'an, sementara pemuda-pemudi non-Muslim menjaga keamanan dan ketertiban di sekitar area. Beberapa dari mereka juga menyiapkan air minum dan makanan ringan untuk para jemaah yang beribadah hingga dini hari.
Kepala Desa Tomori, Bapak Haji Usman, menyampaikan rasa bangganya atas kerjasama pemuda desa. “Kegiatan ini bukan hanya menyambut Lailatul Qadar, tapi juga menunjukkan bahwa perbedaan tidak menjadi alasan untuk tidak bersatu.
Perta
Posting Komentar