-->

Pataka Kebesaran Majapahit Dikirab Menuju Kantor Pemkot Mojokerto


Kota Mojokerto - FBI NEWS

Pemerintah Kota Mojokerto bertekad melestarikan budaya sebagai penguatan identitas lokal. Pada tahun 2025 ini Pemerintah Kota Mojokerto kembali mengadakan kerjasama dengan pihak Museum Gubuk Wayang terkait pelestarian budaya.

Museum Gubuk Wayang Kota Mojokerto secara khusus memiliki koleksi seni, budaya, dan etnografi. Dengan menempati sebuah gedung peninggalan Hindia Belanda yang dibangun pada tahun 1912 di Jalan R.A Kartini Nomor 23 Kota Mojokerto, saat ini Museum Gubug Wayang menampilkan koleksi berupa wayang, topeng, terakota, keris, wayang Si Unyil dan mainan tradisi.

Penandatanganan kerjasama dilakukan di gedung Sabha Mandala Madya kantor Pemerintah Kota Mojokerto, Kamis (5/6/2025). 

Tindak lanjut dari kerja sama ini juga dituangkan dalam perjanjian antara Museum Gubuk Wayang dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan, serta Bagian Umum Sekretariat Daerah Kota Mojokerto.

Dea Putri Njoto (Direktur Utama) Museum Gubuk Wayang menyampaikan bahwa menampilkan barang-barang yang berkarakter Majapahitan ini sebagai pengingat akan perjuangan pencapaian bangsa ini di masa lampau dan juga sebagai penanda akan Marwah kebesaran Majapahit

Kegiatan ini diawali dengan kirab Pataka Kebesaran Majapahit dan 12 mata (kemuncak) tiang pataka Majapahit dari alun-alun Kota Mojokerto (Wiraraja) menuju Kantor Pemkot Mojokerto.

Kirab diawali dengan pasukan yang membawa bendera merah putih disusul Liang-Liong. Dibelakan Liang-Liong ada pataka Surya Majapahit dan diikuti oleh 12 mata (kemuncak) tiang pataka kebesaran Majapahit yaitu; Sang Dwijanaga Nareswara, Sang Padmanaba Wiranagari, Sang Naga Awamabhumi, Sang Hyang Baruna Rajanaga, Sang Gurdaishwara Nagadahana Gendhela, Sang Pancabadra Mahawira Danadyaksa, Sang Mahantagemala Nagadirandra, Sang Hyang Nagaprasanti, Kalacakra (Cakra Bawana) Buntala, Purnacakra Makuta Buntala, Trisula Diwinaga 

Buntala, Tirta Amrta Nagakamandalu. 

Sesampai di Kantor Pemerintah Kota Mojokerto, mata (kemuncak) tiang pataka-pataka tersebut diterima oleh Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari dan Wakil Wali Kota Mojokerto Rachman Sidharta Arisandi yang didampingi oleh Dandim 0815 Mojokerto Letkol Inf. Rully Noriza, S.I.P., M.I.P., Kapolres Kota Mojokerto AKBP Daniel Somanonasa Marunduri, S.I.K., M.H, Kasi Intel Kejari Kota Mojokerto, Joko Sutrisno, anggota DPRD kota Mojokerto Budiarto dan Sekda Kota Mojokerto Gaguk Tri Prasetyo.

Menurut Wali Kota Mojokerto, Ika Puspitasari bahwa penyerahan mata (kemuncak) tiang pataka tersebut merupakan lambang semangat, amanah budaya, sekaligus kehormatan sejarah. Ini menjadi simbol bahwa estafet nilai-nilai luhur, warisan kebudayaan, dan identitas lokal kini telah dipercayakan kepada Pemerintah Kota Mojokerto untuk dijaga, dikembangkan, dan diwariskan kepada generasi yang akan datang.

"Sebagai daerah yang berdiri di atas tanah pusaka Kerajaan Majapahit, Kota Mojokerto bukan hanya kaya secara historis, tetapi juga memikul tanggung jawab besar untuk menghidupkan kembali "ruh" peradaban Majapahit yang menjunjung tinggi ilmu pengetahuan, seni, budaya, dan kemajuan ekonomi," ungkap Wali Kota Mojokerto

Lebih lanjut Wali Kota Mojokerto menyampaikan bahwa perlu untuk diingat bersama bahwa Kerajaan Majapahit dahulu tidak hanya dikenal karena kekuatan militernya saja, tetapi juga karena kejayaan budayanya.
Dan penting untuk disadari bahwa kemajuan suatu daerah tidak cukup hanya ditentukan oleh pembangunan fisik dan ekonomi semata, tetapi juga oleh kematangan karakter dan identitas budayanya. 

Pemerintah Kota Mojokerto berkomitmen untuk menghadirkan pendidikan yang lebih bermakna, menjadikan ruang-ruang publik sebagai galeri budaya, serta menyatukan kekuatan budaya dengan potensi ekonomi kreatif lokal.


(Agus Buyut)

 Advertisement Here
 Advertisement Here