-->

Gandeng Tokoh Agama, Cegah Perpecahan Politik


 

JAKARTA - FBINEWS

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo tidak ingin ada perpecahan antara masyarakat karena efek negatif dari Pemilu 2024 mendatang.

Sebagai upaya untuk mencegah akibat politik identitas, Polri menggandeng tokoh agama yang ada di Indonesia untuk terus mengajarkan perdamaian meskipun berbeda pilihan politik.

"Di tahun ini nilai-nilai luhur, nilai toleransi harus kita jaga dan kita tingkatkan. Tentunya persatuan dan kesatuan juga harus selalu kita jaga karena modal kita membawa Indonesia menjadi negara bangsa yang lebih baik," kata Sigit di Mabes Polri, Jakarta, Senin (20/6/2022).

Sigit secara virtual berinteraksi dengan sejumlah tokoh agama pada saat bertemu dengan bantuan sosial dan bakti sosial keagamaan dari kepolisian untuk berbagai tempat ibadah dan elemen masyarakat lainnya.

Sigit menyatakan kerjasama itu diperlukan agar tidak terjadi polarisasi seperti pemilu 2019 lalu, sehingga menimbulkan dan sedikit terganggu. Perpecahan terjadi antar masyarakat baik langsung maupun melalui media sosial.

Menurutnya, toleransi antar umat beragama bisa mencegah adanya politik identitas yang menimbulkan perpecahan. Hal itu sejalan dengan program Polri terkait dengan moderasi dalam beragama.

"Stabilitas kamtibmas, kerukunan umat, toleransi yang utama yang harus kita kawa," ucapnya.

Pengurus Masjid Al Muhtadin di Kalimantan Barat, W. Saifuddin, menyatakan toleransi di wilayahnya terus dijaga dan ditingkatkan. Ia berkomitmen bersama dengan tokoh agama untuk terus mengajarkan tentang kebaikan yang harus terus dilakukan dan perkembangan selanjutnya.

Secara virtual jajaran Polda dan tokoh berbagai agama di 34 provinsi, mendengarkan Arahan kapolri tersebut. Sigit sempat berinteraksi dengan seorang ibu pendeta di NTT, pengurus Pura di Bali dan tokoh agama lainnya.


Source : humaspolri

 Advertisement Here
 Advertisement Here