-->

HAUL RIYANTO KE 19 - Peringatan Kejadian Bom Mojokerto




Mojokerto - Fbinews.net

Setiap menjelang hari natal ada suasana tersendiri di gereja Eben Haezer Mojokerto. Kenangan pahit kejadian mengerikan kejahatan kemanusiaan pada malam natal tahun 2.000 masih membekas di ingatan jemaat dan pimpinan gereja.

Saat itu ibadah Natal telah usai. Jemaat sebagian besar sudah pulang. Tinggal beberapa orang jemaat yang masih tinggal untuk berberes ruang gereja, termasuk Pendeta Rudy Sanusi Wijaya selaku Gembala sidang Gereja Sidang Jemaat Pentakosta Di Indonesia (GSJPDI) Eben Haezer Mojokerto.

Sedangkan di bagian luar, pihak keamanan masih menjalankan tugas pengamanan. Saat itulah ditemukan bungkusan tas kresek dibawah box telepon umum diseberang jalan depan gereja. Ketika diperiksa oleh petugas keamanan terlihat ada rangkaian -rangkaian kabel. Seketika di komando untuk tiarap.

"Tetapi bapak Riyanto, waktu itu dia ambil kresek itu, dia bawa ke lobang yang ada di depan rumah itu, bak kontrol isinya air, mungkin dengan asumsi bahwa kalau itu dimasukkan air akan tidak bisa meledak. Tetapi tidak di ingat ada jaringan memakai baterai atau yaitu memakai accu sehingga saat dimasukkan ke dalam air maka ada konslet sehingga itu, bom itu meledak" cerita Pendeta Rudy saat memberikan sambutan menjelang pemberangkatan Kirab Kebangsaan.

Seketika tubuh Riyanto terpental melewati atas gedung gereja dan terjatuh di rumah belakang gedung gereja dan menewaskan nya. Anggota Banser yang sukarela menjaga keamanan negara itu berpulang ke pangkuan Illahi dengan cara yang mengagetkan semua pihak.

Kebanyakan orang tidak menduga, di bumi Majapahit sebagai tempat lahirnya falsafah Bhineka Tunggal Ika yang merupakan kata kunci kokohnya kesatuan dan persatuan itu ada tindakan kejahatan pengeboman terhadap masyarakat yang sedang menjalankan ibadah.

Demi untuk mengenang jasa-jasa almarhum Riyanto, pada Sabtu(14/12/2019) kembali diadakan HAUL Riyanto ke 19. HAUL kali ini dibuat dengan lebih bermakna. Diawali dengan Kirab Kebangsaan  Merah Putih 100 meter dengan start tempat meledaknya bom, di Jalan RA. Kartini depan gereja GSJPDI Eben Haezer Kota Mojokerto menuju ke makam Almarhum Riyanto di TPU Kelurahan  Prajuritkulon Kota Mojokerto.

Pasukan kirab terdiri atas: 50 orang perwakilan anggota Kodim 0815 Mojokerto,  50 orang  perwakilan Polres Mojokerto Kota, 50 orang perwakilan Banser,  50 orang pemuda lintas agama dan Team Drumband Banser Mojokerto. 

Menurut ketua PC. 
GP. Anshor Kota Mojokerto, sekaligus penanggung jawab kegiatan, Gus Achmat Syaifullah, "Mudah-mudahan ini tidak hanya sebagai seremonial, tapi kita mampu memaksakan dan melanjutkan perjuangan yang telah dilaksanakan oleh sahabat Riyanto ini. Khususnya terkait dengan masalah kemanusiaan dan toleransi antar umat beragama. Mudah-mudahan ini menjadi pelajaran bagi kita semuanya. Kita bisa mengambil hikmahnya dan selanjutnya kita bisa hidup dengan damai, kita hidup dengan aman dan Indonesia menjadi negara yang Baldatun Thayyibatun Wa Rabbun Ghafur "

Kirab Kebangsaan merah putih yang diberangkatkan oleh Kabag Ops Polres Mojokerto Kota  Kompol Agus Supariyono, SH. mengambil route : Start jalan  RA. Kartini -- Jalan Mojopahit -- Jalan KH. Wahid Hasyim. Sesampainya di depan makam Almarhum KH. Achyat
Chalimy kirab berhenti untuk melakukan penghormatan dan do'a bersama yg ditujukan kepada Almarhum KH.  Achyat Chalimy. Setelah itu dilanjutkan menuju Jalan Brawijaya -- Jalan Tribuana Tunggal Dewi dan finish Makam Almarhum Riyanto TPU Kelurahan  Prajuritkulon Kota Mojokerto.

Hadir pula dalam Kirab Kebangsaan tersebut Ketua FKUB Kota Mojokerto yang diwakili anggota FKUB Kota Mojokerto, J.  Enang Sutarto, SH. Selesai kirab acara dilanjutkan dengan Apel Ke Bhineka an 1900 kader Anshor Banser dan malam harinya seminar kontra radikalisme

Agus Buyut
 Advertisement Here
 Advertisement Here